- Laskar Pelangi
Film
ini menceritakan tentang pendidikan.
Berawal dari SD Muhammadiyah di pulau Belitong, sebuah sekolah dengan
keadaan yang serba kekurangan. Sekolah ini hanya memiliki enam ruang kelas yang
kecil-kecil dengan atap yang bocor dan, berdinding papan, berlantai tanah dan
jika pada malam hari dipakai untuk menyimpan ternak. Sekolah ini juga dipakai
bergantian untuk SD dan SMP. Dengan keadaan yang seperti itu sangat jelas bahwa
hanya orangtua miskin yang mau menyekolahkan anak-anaknya disitu. Sekolah ini
juga tidak memungut iuran sepeserpun, hingga Depdikbud kota Sumsel
memperingatkan hendak menutup sekolah itu jika siswa yang mendaftar tidak
sampai sepuluh orang.
Sampai
waktu yang ditentukan hanya sembilan orangtua siswa yang mendaftarkan anaknya
disitu, Pak Harfan sudah bersiap untuk menutup sekolah. Namun disaat-saat
terakhir datang Harun yang mempunyai keterbelakangan mental., yang orangtua nya
tidak mampu untuk menyekolahkannya di SLB. Sekolah itu pun akhirnya tidak jadi
ditutup. Genaplah sepuluh orang siswa baru di sekolah tersebut, yakni Ikal,
Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun. Bu
Mus adalah satu-satunya guru yang mau mengajar disitu. Meski digaji dengan 15kg
beras setiap bulannya, dia tetap melanjutkan profesinya dengan penuh
keikhlasan.
Bersama
Pak Harfan, Bu Mus berjuang mati-matian untuk tetap menjaga kelangsungan
keberadaan sekolah ini. Untuk mencukupi kebutuhan pribadi, Bu Mus menerima jahitan
baju dan Pak Harfan mengolah sebidang kebun untuk menghidupi keluarganya.
“Laskar Pelangi”, nama yang diberikan oleh Bu Mus untuk anak-anak itu dalam
melalui hari-hari yang harus dijalani dengan penuh perjuangan. Tak peduli
bagaimana rupa dari sekolah mereka, bagaimana kemiskinan telah menghilangkan
sebagian hak mereka, namun pendidikan yang bersumber dari semangat perjuangan
dan keikhlasan dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik.
2. Ayat ayat Cinta
Film
ini bercerita tentang cinta seorang mahasiswa Al Azhar, Mesir dan beberapa
kenalan wanita yang menaruh hati terhadapnya. Namun lebih daripada itu, kisah
ini menjalani naik turunnya kehidupan dengan tatacara hidup sebagai orang yang
beragama Islam.
Sejak menuntut ilmu di universitas itu, Fahri
bersahabat baik dengan Maria, jiran tingkat atas flat pengajiannya, merupakan
seorang gadis kristen koptik yang mengagumi Islam, namun menaruh hati secara
senyap terhadap fahri. Keikhlasan hati fahri menolong dia dan Maria membantu
Noura, seorang gadis yang sering didera oleh bapak tirinya, Bhadur. Suatu hari
Fahri membantu seorang gadis berpurdah yang menjadi amukan warga mesir karena
memberi tempat duduk kepada dua warga Amerika yang hampir pitam karena kepansan
dalam gerabak kereta api. Fahri pun kagum dengan gadis itu.suatu hari, Syaikh
Ustman bertanya pada Fahri dia mau tidak untuk berkahwin. Maka Fahri solat
istikharah, bertemu secara ta’aruf yang akhirnya Fahri mengakui jodohnya
bersama gadis itu, yakni Aisha. Namun dengan adanya pernikahan itu, ada tiga
gadis lagi yang mencintainya dalam diam. Tidak cukup dengan itu, Fahri juga
mendapat dua cobaan besar dalam hidupnya. Pada saat menyelamatkan Noura dari
siksaan ayah tirinya, namun Fahri malah dituduh menculik dan menghamili Noura
hingga akhirnya Jaksa menetapkan bahwa Fahri masuk kedalam bui. Dalam sel,
Fahri sangat terpukul dan dia juga merasa bahwa Allah sangat jahat padanya.
Saat itu pun Aisha sebagai istri Fahri
berusaha dengan sungguh-sungguh dalam membebaskan suaminya. Selang waktu
akhirnya Aisha berhasil membuktikan bahwa Fahri tidak bersalah. Akhirnya Fahri
pun dapat keluar dari penjara. Namun tidak berakhir sampai disitu saja, setelah
itu Maria pergi meninggalkan Fahri dan saat itu juga Maria mengalami sakit yang
dapat merenggut nyawanya kapan saja. Hanya satu keinginan Maria dalam hidupnya
yakni menikah dengan Fahri, dan dengan berat hati Aisha menyuruh Fahri untuk
menikahi Maria yang sedang sakit keras, padahal di sisi lain Aisha sedang mengandung
anak dari Fahri. Sunggu keteguhan dan kesabaran yang sangat luar biasa dari
seorang wanita bernama Aisha. Namun akhirnya pada saat mereka bertiga
menjalankan sholat bersama, Maria meninggal dunia dalam sujudnya. Akhirnya
Fahri dan Aisha hidup bahagia selamanya.
Dua
film tersebut meski berbeda tema namun sang sutradara menyuguhkan jalan cerita
yang sangat luar biasa, sehingga penonton tidak pernah bosan dan sampai saat
ini tetap menjadi film yang terlaris.